Merawat Kebinekaan Bangsa Melalui Literasi Digital

    Sejak munculnya revolusi digital dari perubahan teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital yang telah ada sejak tahun 1980 dan berlanjut hingga hari dengan berbagai macam aplikasi digital seperti facebook, Instagram dan whatssApp. Budaya teknologi digital sedang merambah bangsa Indonesia pada era milineal.

    Revolusi digital telah mengubah paradigma seseorang dalam proses menjalani kehidupan dunia saat yang serba menggunakan alat teknologi. Teknologi membawa perubahan yang sangat besar sekali kepada seluruh warga negara Indonesia. Teknologi digital bisa membawa perubahan yang berdampak positif maupun negatif.

    Menurut Subiakto dalam materinya yang berjudul Potret Literasi Digital dan Kebijakan Pemerintah mengatakan “Saat ini, smartphone dengan koneksi internet, layaknya oksigen yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan generasi milenial. Seringnya menggunakan smartphone yang selalu terpusat dengan telekomunikasi dan internet akan mengakibatkan pergeseran interaksi sosial dari fisik ke virtual. Sehingga, tidak ada lagi batas, tempat, dan waktu. Dengan adanya kebebasan ini, memunculkan fenomena hoax yang merusak reputasi maupun persatuan bangsa. Maka, diperlukan kemampuan literasi media, digital, teknologi untuk dapat menangkal berita hoax yang mematuhi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),”.

    Pengguna internet hadir dengan berbagai macam latar belakang agama, Suku, Dan budaya. Jumlah pengguna Internet diberbagai negara terus bertambah. Berdasarkan riset platform manajemen media sosial HootSuite dan agensi marketing sosial We Are Social Bertajuk Sebagaimana dikutip oleh kumparan, menyebutkan bahwa jumlah pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai 175.4 juta orang atau sekitar 64% dari jumlah penduduk Indonesia. 

     Masih menurut data riset yang sama, rata-rata pengguna Internet di Indonesia berselancar di dunia maya selama 7 jam 59 menit dalam sehari yang berkisar 6 jam 43 menit. Dari data tersebut, kalian bisa bayangkan dunia maya menjadi dunia baru yang digandrungi masyarakat Indonesia. 

Masalahnya, ketika konten informasi yang tersebar di seluruh dunia maya bermuatan negatif. Berita atau informasi bohong yang di publikasikan secara berulang-ulang, secara perlahan akan mempengaruhi opini publik. Karena itulah, penting sekali memberikan literasi digital bagi masyarakat Indonesia, terutama generasi milenial sebagai digital native. 

Literasi digital meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

1.Kemampuan Membangun informasi dari berbagai sumber terpercaya. 

2.kemampuan menyajikan dan memahami informasi dengan verifikasi validitas dan kelengkapan sumber dari internet. 

3.kemampuan membaca dan memahami materi informasi yang tidak berurutan dan dinamis. 

4.kemampuan menghubungkan informasi dalam media konvensional (koran) dengan media berjaringan (internet). 

5.kemampuan melakukan saringan terhadap informasi yang diperoleh

6.kemampuan mengomunikasikan dan memublikasikan informasi. 


    Penerapkan literasi digital dalam pendidikan dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu secara konseptual dan operasional. Pendekatan konseptual berfokus pada aspek perkembangan koginitif dan sosial emosional, sedangkan pendekatan operasional berfokus pada kemampuan teknis penggunaan media itu sendiriAdanya penerapan literasi digital akan membuat kehidupan sosial dan budaya masyarakat cenderung aman dan kondusif. Untuk membangun budaya literasil digital perlu melibatkan peran aktif seluruh masyarakat secara bersama-sama.

Komentar